Selasa, 12 Agustus 2014

Peranan Mahasiswa untuk Bangsa



Essay ini saya buat untuk memenuhi tugas perkenalan kampus. Butuh berhari-hari  mengumpulkan tekad bulat dan ide buat bikin essay ini -_- kemampuan menulis saya akhir-akhir ini semakin lemah karena adanya libur selama 2 bulan pfft..

Sebagai kaum yang mengenyam pendidikan tinggi, mahasiswa adalah salah-satu investasi masa depan bangsa. Mahasiswa menduduki  tingkatan atas civitas akademika sehingga mereka telah dilengkapi  dengan  tingkat kemandirian yang tinggi, kreatif, independern dan berwawasan luas maka dari itu masyarakat mengganggap bahwa mahasiswa adalah siswa yang di-maha-kan.

Dalam sejarah Indonesia, mahasiswa telah mengukir sejarah dalam pergerakan dan perjuangan bangsa Indonesia, salah satunya menjadi motor perubahan dari jaman Orde Baru (Soeharto) menuju Orde Reformasi. Hal ini menyebabkan kami (mahasiswa) yang didominasi oleh pemuda, selalu ditunggu perannya dalam pembangunan.

Mahasiswa mempunyai peranan ideal yaitu sebagai agent of change, iron stock, social control, dan moral force. Peranan ini sangat cocok dengan karakter mahasiswa yang berpikir kritis, idealis, kreatif, memiliki gagasan yang inovatif, memiliki integritas moral.

Beberapa kelebihan alami di atas, yakni idealis, kritis dan kreatif dapat membuat perubahan pada lingkungan sekitar atau bahkan pada bangsa. Apalagi pemuda mempunyai rasa semangat yang membara, tekad yang kuat dan kekuatan fisik yang masih prima, maka arus perubahan akan semakin besar.

Perubahan itu dapat dimulai dengan hal-hal kecil pada lingkungan sekitar atau daerah yang didiami, bukan hanya sekedar aksi turun ke jalan. Disinilah peranan pemuda dalam mengamalkan pengetahuan yang dienyamnya selama lebih dari 12 tahun, Mahasiswa (termasuk saya) harus membuktikan kualitas diri, menginspirasi dan dapat memotivasi minimal masyarakat dilingkungan sekitar.

Sebagai mahasiswa yang berpikir kritis dan ideal saya mengambil contoh yaitu merubah rohaniyyah dan mentalitas masyarakat karena ruhannyiah dan mentalitas masyarakat merupakan faktor pendukung dari terwujudnya masyarakat madani. Tanpa rohaniyyah dan mentalitas yang baik fasilitas, layanan, peraturan dari pemerintah tidak akan berjalan dengan lancar.

Sebagai agen perubahan juga, mahasiswa dapat membantu pendidikan anak-anak masyarakat kalangan bawah, membina rohani dan mental serta membimbing mereka agar menjadi generasi muda yang lebih maju pikiran maupun hatinya, membantu perekonomian masyarakat dengan membuka usaha-usaha kecil, menyadarkan masyarakat tentang lingkungan hidup, dan sebagainya.

Disamping itu mahasiswa mempunyai kesempatan yang besar untuk memimpin bangsa ini. Dia harus mampu memiliki jiwa yang istiqomah (konsisten) terutama dalam menjalankan visi dan misi yang ia tentukan selama dia memimpin bangsa.

Untuk menjalankan kebaikan dan kewajiban serta memperbaiki keadaan bangsa yang sebelumnya alangkah baiknya sesama wakil rakyat harus mempunyai keharmonisan dalam visi dan misi. Oleh karena itu, apabila saya menjadi pemimpin  saya akan merekrut bawahan-bawahan yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan saya, memiliki prinsip yang sama, dan tentu saja amanah dan jujur. Dan setelah merekrut barulah mewujudkan visi dan misi serta impian menjadi bangsa yang lebih maju (bukan berkembang lagi).

Dewasa ini impian tersebut masih diujung langit. Pada kenyataannya kita masih harus bersabar dan berbesar hati untuk terus memperbaiki keadaan ini. Kondisi Indonesia yang mendapatkan label negara koruptor  dan  tingkat polusi terkotor ke-3 sedunia, nampaknya tidak membuat seluruh warga Indonesia tergubris oleh predikat itu. Tangan-tangan jahil dan akhlak yang buruk masih mengakar pada jiwa-jiwa masyarakat Indonesia.

Untuk mengatasi kondisi itu semua, menurut hemat saya solusinya adalah harus ada sinergisitas antara ketegasan seorang pemimpin dalam mengelola negara ini dan tegaknya peraturan hukum-hukum yang ada dengan pendidikan yang integreted (rohaniyyah, mentalitas, ilmu, dan keterampilan)  bagi masyarakat.

Tanpa pendidikan dengan aspek yang menyeluruh kebijakan seorang pemimpin untuk membuat masyarakatnya maju akan seperti mendirikan benang basah. Contohnya seorang pemimpin memutuskan untuk membersihkan sungai/selokan demi terciptanya lingkungan yang bersih. Semua itu akan sia-sia apabila masyarakat masih melakukan kebiasaan buruk membuang sampah di sungai dengan paradigma “Hanya satu orang” atau karena keegoisan masyarakat sendiri. Dan masyarakat yang telah mengerti alasan pemimpin memutuskan sebuah kebijakan tidak akan mendukung sepenuhnya apabila kebijakan itu tidak diimbangi fasilitas dan sarana.

Kita tidak perlu mencari kambing hitam untuk masalah kondisi masyarakat di Indonesia. Sudah saatnya kita merenungkan diri dan sadar bahwa masing-masing diri mempunyai peran untuk turut-adil dalam menegakkan masyarakat sejahtera.

Lepas dari perlunya kesadaran masyarakat, faktor lain yang paling penting ialah kepemimpinan yang ideal.  Kepemimpinan yang ideal adalah pemimpin yang mampu memenuhi hak-hak rakyat, rendah hati, dan selalu istiqomah dalam menjalan amanah yang ada.

Sejauh ini di Indonesia menjadi hal yang sangat langka kita bisa menemukan sosok pemimpin yang ideal dan amanah. Pada orde ini, hak dan kewajiban yang dimiliki para wakil rakyat banyak diselewengkan. Segala cara dilakukan demi memenuhi kepuasan batin, memenuhi gairah duniawi, dan mengedepankan perut sendiri. 

Seorang pemimpin harusnya menjadi teladan bagi orang–orang yang ia pimpin. Seharusnya pemimpin muslim menjadikan rasul muhammad SAW sebagai suri tauladan, apalagi mayorias penduduk Indonesia adalah muslim.

Kami para mahasiswa merindukan pemimpin yang mengedepankan rakyat, kepatuhan dan keloyalitas terhadap rakyat, mempunyai orientasi ke depan yang baik, jujur, amanah, adil, menjadi panutan atau motivator untuk bangkit dari keterpurukan, dan mau mendengarkan saran dan kritik dari rakyatnya.
Jadi untuk kalian (termasuk saya) aset pemimpin bangsa, mulai dari sekarang marilah perbaiki moral masing-masing. Ingatlah bahwa setiap orang mempunyai peranan tersendiri untuk bangsa.